Burung Cenderawasih

Pada zaman dahulu di kawasan Fak Fak di pegunungan Bumperi, terdapat perempuan tua yang hanya tinggal dengan hewan peliharaannya yang berupa seekor anjing betina.

Di suatu hari, perempuan tua ini tiba-tiba hamil tanpa penyebab. Dia tidak mengerti bagaimana bisa ada janin bersarang dalam tubuhnya. Seiring waktu, akhirnya dia melahirkan.

Anak yang dilahirkan perempuan ini berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Kweiya. Setelah anak ini dewasa, dia bertemu dengan seorang pria baik yang kemudian dikenalkan pada ibunya.

Pria tersebut pun menikah dengan ibunya dan dianugerahi dua orang anak. Sayangnya adik tiri Kweiya ini memiliki sifat iri dan dengki padanya hingga menyerangnya.

Tubuh Kweiya penuh luka dan dia pun bersembunyi di sudut rumah lalu mengikat dirinya dengan kulit pohon Pogak Nggein. Lambat laun dirinya berubah menjadi seekor burung, ibunya yang mencari Kweiya sedih dan menangis melihat kondisi anaknya.

Menyaksikan Kweiya yang telah berubah menjadi burung, ibunya pun mengikutinya. Mereka berdua pun akhirnya menjadi burung Cenderawasih.